Sail komodo. Event yang sedang berlangsung dan menarik minat begitu banyak pihak. Termasuk pihak asing.
Seperti namanya, isi dari kegiatan ini adalah berlayar. Para pesertanya diajak berlayar melihat kekayaan setiap daerah yang disinggahi hingga akhirnya mereka sampai di tempat terakhir yaitu labuan bajo.
Pemerintah selaku wakil rakyat turut mensupport kegiatan ini karena pariwisata merupakan salaj satu penyumbang dana bagi anggaran negara.
Senang sudah pasti, tapi kesal pun ada, melihat betapa kemarin ketika salah satu daerah di flores mengalami bencana gunung meletus, pemerintah semacam tidak peduli atau 'mungkin' lupa. Tapi sudahlah, yang berlalu biarkan berlalu. Saudara sebumi flobamora toh masih banyak yang mau perduli.
Kembali ke event ini, sebagai salah seorang putri NTT, penulis cukup bangga karena akhirnya khalayak bisa tau kalau Indonesia juga punya NTT, NTT masih bagian dari Indonesia, NTT juga salah satu penyumbang kekayaan budaya untuk Indonesia, dan slogan NTT bukanlah "sumber aer su dekat".
Event ini membuat orang-orang tau bahwa NTT tidak semiskin yang dibicarakan di berita-berita. Masyarakatnya masih memegang teguh budaya nenek moyang dan inilah kekayaan NTT. Masih alami dan polos.
Kekayaan yang tetap terjaga dan asli ini adalah hasil dari kearifan lokal masyarakat setempat yang tidak serakah. Ketertarikan orang luar terutama orang asing terhadap NTT khususnya labuan bajo, merupakan kebanggan tapi sekaligus sebuah ancaman.
Mengaba bisa menjadi ancaman? Hal ini akan menjadi ancaman ketika ketertarikan orang-orang asing ini berlanjut dengan penanaman modal yang tidak dibarengi dengan kebijaksanaan pemerintah yang tidak memikirkan rakyatnya. Penanaman modal tidak dibatasi dan akhirnya masyarakat lokal yang menjadi korbannya. Ketika pihak asing mendapat akses membuka usaha tanpa batasan yang jelas dan tegas dari pemerintah, bisa-bisa hal ini dapat mematikan usaha masyarakat lokal. Mereka akhirnya hanya bisa menjadi pesuruh para pemilik modal di tanah kelahirannya sendiri. Kita terjajah dua kali berarti.
Tapi sekali lagi ini hanyalah kekhawatiran penulis semata. Semoga keberadaan event ini dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi masyarakat lokal, dan memang itulah yang seharusnya terjadi. Serta dibarengi oleh kebijakan pemerintah yang tetap menjunjung tinggi kesejahteraab masyarakatnya sebagai tujuan utama.
Semoga keaslian tempat-tempat wisata di NTT tetap terjaga tanpa harus tersentuh dengan pembangunan yang justru merusak. Meskipun pembangunan-pembangunan itu berkedok untuk menarik minat wisatawan, tapi tetap saja, keaslian harus dinomorsatukan. Maksud penulis disini bahwa sejatinya pemerintah yang bijaksana dan peduli rakyat adalah pemerintah yang tau membedakan mana yang harus dirubah dan mana yang harus dipertahankan dengan tetap menjunjung tujuan utama tadi, kesejahteraan masyarakatnya. Biar bagaimanapun, perubahan itu perlu, tapi keaslian tetap yang utama.
Senin, 05 Agustus 2013
Sail Komodo. Kebanggan sekaligus ancaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar