Jumat, 17 Oktober 2014

Aku mahasiswa yang perlu KKN



Sebagai seorang mahasiswa semester 7, yang notabene sebentar lagi akan menemui Skripsi atau Tugas akhir, adalah sebuah kewajiban untuk mengambil KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebelum diperbolehkan mengambil Skripsi. Aku ingat kemarin ada seorang teman yang melalui media sosialnya mempertanyakan tujuan dan manfaat KKN. Dia merasa bahwa kegiatan KKN tidak begitu dibutuhkan untuk masa depannya. Tidak begitu relevan dengan jurusan yang dia ambil dan tidak dapat memberikan pengalaman yang dia butuhkan dalam dunia kerja apabila dia sudah lulus nanti.
Menurut temanku ini, mungkin kesempatan magang lebih dia butuhkan ketimbang KKN, mengingat dikampus kami, Fakultas sama sekali tidak menawarkan kesempatan magang. Jadi, mahasiswa memang harus punya kesadaran sendiri untuk mencari kesempatan itu jika memang dia merasa butuh.
Tanpa menyalahkan teman atau menganggap dia keliru, tapi menurut LPPM, Lembaga yang menyenggarakan kegiatan KKN, kegiatan wajib mahasiswa tingkat akhir sebelum melanjutkan mengurus skripsi alias KKN bertujuan sebagai berikut,
kemampuan melakukan analisis sosial budaya masyarakat sehingga memahami persoalan yang dihadapi oleh masyarakat; pengalaman langsung hidup bersama dengan anggota masyarakat yang kurang beruntung; dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan kegiatan. Masyarakat yang kurang beruntung meliputi mereka yang lemah ekonominya, mereka yang mengalami hambatan, mereka yang termasuk masyarakat pinggiran.” (Website LPPM USD)
Kesimpulan dari tujuan itu menurutku adalah pengabdian masyarakat. Ya, sudah seharusnya kita mengabdi kepada masyarakat. Terlebih mereka yang tidak mampu. Bukan dengan memberikan recehan kepada mereka yang meminta-minta dijalan, apalagi sharing gambar mereka ke media sosial dan mendoakan. Tak akan ada perubahan dan itu sama sekali bukan ciri mahasiswa yang katanya terpelajar.
Apa sih tujuan kita mahasiswa kuliah? Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan menjadi sukses serta kaya-raya? Benar. aku sendiri tak mau munafik. Menjadi sukses adalah salah satu alasan utama mengapa aku melanjutkan sekolah ke universitas. Menjadi seorang mahasiswa yang berusaha mendapatkan nilai yang tidak terlalu buruk disetiap mata kuliah. Mengikuti berbagai macam kegiatan kampus untuk mengasah kemampuan bersosialisasi dan beorganisasi agar dimasa depan aku sudah siap dengan segala sistem birokrasi di dunia kerja karena sudah terbiasa saat dibangku kuliah.
Namun apakah kuliah semata-mata hanya untuk menjadi sukses? Ya inilah yang menjadi ironi mahasiswa jaman sekarang. Ketika mahasiswa hanya berfokus kepada dirinya sendiri dan menjadi tumpul terhadap keadaan sosial disekitarnya. Ketika apa yang dia kejar hanya berasaskan pada kepentingan diri sendiri, maka pemikiran mengenai betapa sia-sianya KKN adalah salah satu akibat dari ironisnya mahasiswa sekarang ini.
Begitu banyak mahasiswa sekarang yang berusaha sekuat kemampuannya untuk lulus cepat, lulus dengan predikat cum laude, melanjutkan sekolah ke luar negeri. Memang tidak ada hal yang salah dengan cita-cita itu, namun apa sih yang dikejar dengan semuanya itu? Pride? Mungkin saja. Lalu ketika semua itu sudah tercapai, mau apa lagi?
Disini aku tidak bermaksud menyalahkan mahasiswa kebanyakan yang punya sejuta mimpi mengenai kesuksesan dan sedang dengan berapi-api mewujudkannya. Namun yang disesalkan adalah, terkadang mereka terlalu fokus dengan diri sendiri  kemudian lupa dengan segala yang ada disekitar mereka. Kepekaan sosial perlahan tumpul karena mereka terlalu concern ke pada diri mereka. Segala pertimbangan dalam mengambil keputusan hanya berdasarkan untung dan rugi terhadap diri sendiri.
Jika sudah seperti ini, lalu bagaimana dengan masyarakat? Apa peran mahasiswa untuk masyarakat? Bukankah sebenarnya salah satu tujuan dari kuliah adalah untuk mengabdi kepada masyarakat? Kita mahasiswa, orang-orang yang dicap terpelajar sudah seharusnya memanfaatkan ilmu yang kita punya untuk membangun masyarakat. Untuk itulah KKN ada, agar kita bisa mengaplikasikan ilmu kita untuk membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Ambil saja contoh mahasiswa teknik yang melaksanakan KKN ke sebuah desa yang kesusahan air. Kemudian dengan memanfaatkan ilmu yang mereka punya dan dana dari universitas, mereka berhasil membantu masyarakat membuat pipa yang tersambung dari sumber air yang jauh dari desa serta bak penampung air yang berguna menampung air hujan sehingga bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari masyarakat. Atau contoh lain, sebuah desa yang mempunyai potensi untuk menjadi desa wisata, diberdayakan oleh mahasiswa, diajarkan mengenai manajemen pariwisata yang singkat dan simple, lalu mereka bisa berkembang menjadi desa wisata dan mendapatkan uang dari hal tersebut.
Contoh-contoh diatas adalah bukti mengapa disini aku menganggap KKN itu penting. Mahasiswa tak perlu demo untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap keadaan sosial. Dia bisa langsung bergerak melaksanakan perubahan. Dalam hal ini kampus memberikan kesempatan itu melalui kegiatan KKN. Melalui KKN, semua ilmu para mahasiswa bisa tersalurkan dengan baik. Selain itu, melalui KKN juga kita belajar untuk bersosialisasi dengan masyarakat, berlatih melakukan kompromi, musyawarah, dan sejenisnya. Kepiawaian dalam berbicara dengan masyarakat desa atau masyarakat umum memang terkadang tidak dimiliki semua mahasiswa. Melalui KKN, aku rasa itu bisa dilatih.
Ketika ada KKN yang dirasa tidak berguna atau sia-sia, berarti memang ada yang salah dengan mahasiswa yang ikut serta dalam KKN itu. Semuanya dimulai dari kepekaan, kesadaran dan niat. Ketika semuanya itu tertutup oleh kepentingan hanya sebagai syarat kelulusan, maka KKN memang hanya akan menjadi sia-sia.
Pada akhirnya, semuanya memang kembali kepada pribadi kita masing-masing. Apabila kamu butuh pengalaman untuk masa depan di dunia kerja nanti, silahkan meluncur ke internet. Disana terlalu banyak informasi mengenai hal itu, karena ketika kita hanya mengaharapkan ditawarkan kampus, maka hal itu sangat sulit terjadi. Bagaimanapun juga KKN itu sangat berguna, baik untuk masyarakat maupun mahasiswa. Semuanya bisa menjadi sia-sia atau berharga tergantung dari kita yang menjalaninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar