Selasa, 04 November 2014

Relakan Dia yang sudah bertemu jodohnya

Dia yang menunggu lalu menyerah
Kepastian akan masa depan,
Kemudian membuat lelah
Apa gunanya bertahan dalam penantian?

jalan menuju Tuhan yang tak sama
Waktu perkenalan yang terlambat tak tepat
Meskipun rasa menginginkan bersama,
Namun kenyataan membuat hati tertambat

Dia kemarin putuskan menunggu
Percayakan Tuhan merasa jodoh
Kemudian bertemu yang lain dijalan yang sama, di suatu waktu
Kepada penantian kemudian dia masa bodoh

Yang dinanti punya cerita tak berdaya,
Terlanjur terikat jalan lain dan susah lepas
Saat hatinya hendak menyambut sang penanti disana,
lalu terlambat, dia sudah bertemu jodohnya..

Rabu, 22 Oktober 2014

Ayok jalan, genggam tanganku

Ini jalan masih panjang
Sungguh manis kalau kita jalan berdua
Kaki melangkah, tangan kau pegang
Ciptakan jejak kaki berdua dijalan rindang

Jumat, 17 Oktober 2014

Aku mahasiswa yang perlu KKN



Sebagai seorang mahasiswa semester 7, yang notabene sebentar lagi akan menemui Skripsi atau Tugas akhir, adalah sebuah kewajiban untuk mengambil KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebelum diperbolehkan mengambil Skripsi. Aku ingat kemarin ada seorang teman yang melalui media sosialnya mempertanyakan tujuan dan manfaat KKN. Dia merasa bahwa kegiatan KKN tidak begitu dibutuhkan untuk masa depannya. Tidak begitu relevan dengan jurusan yang dia ambil dan tidak dapat memberikan pengalaman yang dia butuhkan dalam dunia kerja apabila dia sudah lulus nanti.
Menurut temanku ini, mungkin kesempatan magang lebih dia butuhkan ketimbang KKN, mengingat dikampus kami, Fakultas sama sekali tidak menawarkan kesempatan magang. Jadi, mahasiswa memang harus punya kesadaran sendiri untuk mencari kesempatan itu jika memang dia merasa butuh.
Tanpa menyalahkan teman atau menganggap dia keliru, tapi menurut LPPM, Lembaga yang menyenggarakan kegiatan KKN, kegiatan wajib mahasiswa tingkat akhir sebelum melanjutkan mengurus skripsi alias KKN bertujuan sebagai berikut,
kemampuan melakukan analisis sosial budaya masyarakat sehingga memahami persoalan yang dihadapi oleh masyarakat; pengalaman langsung hidup bersama dengan anggota masyarakat yang kurang beruntung; dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan kegiatan. Masyarakat yang kurang beruntung meliputi mereka yang lemah ekonominya, mereka yang mengalami hambatan, mereka yang termasuk masyarakat pinggiran.” (Website LPPM USD)
Kesimpulan dari tujuan itu menurutku adalah pengabdian masyarakat. Ya, sudah seharusnya kita mengabdi kepada masyarakat. Terlebih mereka yang tidak mampu. Bukan dengan memberikan recehan kepada mereka yang meminta-minta dijalan, apalagi sharing gambar mereka ke media sosial dan mendoakan. Tak akan ada perubahan dan itu sama sekali bukan ciri mahasiswa yang katanya terpelajar.
Apa sih tujuan kita mahasiswa kuliah? Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan menjadi sukses serta kaya-raya? Benar. aku sendiri tak mau munafik. Menjadi sukses adalah salah satu alasan utama mengapa aku melanjutkan sekolah ke universitas. Menjadi seorang mahasiswa yang berusaha mendapatkan nilai yang tidak terlalu buruk disetiap mata kuliah. Mengikuti berbagai macam kegiatan kampus untuk mengasah kemampuan bersosialisasi dan beorganisasi agar dimasa depan aku sudah siap dengan segala sistem birokrasi di dunia kerja karena sudah terbiasa saat dibangku kuliah.
Namun apakah kuliah semata-mata hanya untuk menjadi sukses? Ya inilah yang menjadi ironi mahasiswa jaman sekarang. Ketika mahasiswa hanya berfokus kepada dirinya sendiri dan menjadi tumpul terhadap keadaan sosial disekitarnya. Ketika apa yang dia kejar hanya berasaskan pada kepentingan diri sendiri, maka pemikiran mengenai betapa sia-sianya KKN adalah salah satu akibat dari ironisnya mahasiswa sekarang ini.
Begitu banyak mahasiswa sekarang yang berusaha sekuat kemampuannya untuk lulus cepat, lulus dengan predikat cum laude, melanjutkan sekolah ke luar negeri. Memang tidak ada hal yang salah dengan cita-cita itu, namun apa sih yang dikejar dengan semuanya itu? Pride? Mungkin saja. Lalu ketika semua itu sudah tercapai, mau apa lagi?
Disini aku tidak bermaksud menyalahkan mahasiswa kebanyakan yang punya sejuta mimpi mengenai kesuksesan dan sedang dengan berapi-api mewujudkannya. Namun yang disesalkan adalah, terkadang mereka terlalu fokus dengan diri sendiri  kemudian lupa dengan segala yang ada disekitar mereka. Kepekaan sosial perlahan tumpul karena mereka terlalu concern ke pada diri mereka. Segala pertimbangan dalam mengambil keputusan hanya berdasarkan untung dan rugi terhadap diri sendiri.
Jika sudah seperti ini, lalu bagaimana dengan masyarakat? Apa peran mahasiswa untuk masyarakat? Bukankah sebenarnya salah satu tujuan dari kuliah adalah untuk mengabdi kepada masyarakat? Kita mahasiswa, orang-orang yang dicap terpelajar sudah seharusnya memanfaatkan ilmu yang kita punya untuk membangun masyarakat. Untuk itulah KKN ada, agar kita bisa mengaplikasikan ilmu kita untuk membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Ambil saja contoh mahasiswa teknik yang melaksanakan KKN ke sebuah desa yang kesusahan air. Kemudian dengan memanfaatkan ilmu yang mereka punya dan dana dari universitas, mereka berhasil membantu masyarakat membuat pipa yang tersambung dari sumber air yang jauh dari desa serta bak penampung air yang berguna menampung air hujan sehingga bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari masyarakat. Atau contoh lain, sebuah desa yang mempunyai potensi untuk menjadi desa wisata, diberdayakan oleh mahasiswa, diajarkan mengenai manajemen pariwisata yang singkat dan simple, lalu mereka bisa berkembang menjadi desa wisata dan mendapatkan uang dari hal tersebut.
Contoh-contoh diatas adalah bukti mengapa disini aku menganggap KKN itu penting. Mahasiswa tak perlu demo untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap keadaan sosial. Dia bisa langsung bergerak melaksanakan perubahan. Dalam hal ini kampus memberikan kesempatan itu melalui kegiatan KKN. Melalui KKN, semua ilmu para mahasiswa bisa tersalurkan dengan baik. Selain itu, melalui KKN juga kita belajar untuk bersosialisasi dengan masyarakat, berlatih melakukan kompromi, musyawarah, dan sejenisnya. Kepiawaian dalam berbicara dengan masyarakat desa atau masyarakat umum memang terkadang tidak dimiliki semua mahasiswa. Melalui KKN, aku rasa itu bisa dilatih.
Ketika ada KKN yang dirasa tidak berguna atau sia-sia, berarti memang ada yang salah dengan mahasiswa yang ikut serta dalam KKN itu. Semuanya dimulai dari kepekaan, kesadaran dan niat. Ketika semuanya itu tertutup oleh kepentingan hanya sebagai syarat kelulusan, maka KKN memang hanya akan menjadi sia-sia.
Pada akhirnya, semuanya memang kembali kepada pribadi kita masing-masing. Apabila kamu butuh pengalaman untuk masa depan di dunia kerja nanti, silahkan meluncur ke internet. Disana terlalu banyak informasi mengenai hal itu, karena ketika kita hanya mengaharapkan ditawarkan kampus, maka hal itu sangat sulit terjadi. Bagaimanapun juga KKN itu sangat berguna, baik untuk masyarakat maupun mahasiswa. Semuanya bisa menjadi sia-sia atau berharga tergantung dari kita yang menjalaninya.

Sabtu, 01 Februari 2014

Ini Hanya Sampah Tengah Malam, sebuah puisi.

Malam ini aku berhasil membuat sebuah puisi lagi. kali ini mengenai-mungkin, perasaan para pemimpi yang rajin bermimpi tapi malas dan kemudian menjadikan hidup sebagai alibi karena mimpinya yang tidak kesampaian. ini hasil olah rasa random karena sesuatu hal, tapi aku pikir puisi ini hanya sekedar pengingat untuk terus mengejar mimpi-mimpiku. aku juga seorang pemimpi yang ulung, tapi aku bingung apakah aku juga seorang pemalas atau bukan. mungkin puisi ini juga hasil dari ketakutanku akan bagaimana nasib semua mimpi-mimpiku nanti? puisi ini mungkin adalah suaraku apabila mimpi-mimpi ini hanya tinggal mimpi. dan mimpi-mimpiku tidak boleh hanya sekedar mimpi.

Ini Hanya Sampah Tengah Malam,



Saat ini waktuku untuk berangan
Rasaku  sudah sering diselimuti kelam
Mimpi-mimpi tak kesampaian hanya tinggal kenangan
Adakah yang bisa aku salahkan saat sekarang ketika jam malam hanya habis untukku menciptakan angan-angan?

Cicak menempel di dinding, diam, tak bergerak, pun bersuara
Dia sedang menunggu bergerak memangsa makanan dekat dengannya
Aku berbaring di tempat tidur,  juga diam, tak bergerak, pun bersuara
Dan hembusan nafas penyesalan berulang-ulang tak habis-habisnya
Aku malu hidup begini tak ada apa-apanya

Sang cicak bergerak, menerkan mangsa, sudah kenyang, dia dapat yang dia inginkan
Aku masih diam, merenung macam-macam bintang
Semuanya omong kosong, tapi orang bilang ini hidup bahagia
Aku bilang ini hidup percuma




Jogjakarta, 02/02/2014 

Kamis, 02 Januari 2014

Mawar merah

Merah sang mawar di genggam tanganmu
Penuh tumpahan rasa sayang tak semu
Yang Setetes demi setetes jatuh meresap dikelopaknya penuh

Kau ajukan rasamu dengan mawar penuh merah itu
Sedikit senyum teduh, ramah, dan penuh rasa yang hanya untukku
Kucium merah mawar yang kini ditanganku
Dan seketika menjalar rasa itu setitik demi setitik..
Sungguh mawar merah yang cantik

Blitar, 03/jan/2014~

Note: untuk dia yang selalu aku rindukan di jogja :)

Minggu, 15 September 2013

Random

Ketika kamu tahu ada yang salah, dan hany berani mengeluh, berkomentar, tanpa bwrbuat apa-apa.
You are sucks, apabila sampai saat ini kamu masih berpikir kalau Indonesia itu payah dan gak ada apa-apanya dibanding dengan negara lain.
Karena ketika kamu berpikir seperti itu, yang terjadi sebenarnya adalah, Indonesia hanya terlihat payah karena terlalu banyak orang payah seperti kamu yang tidak malu karena hanya bisa bilang Indonesia payah tanpa tau apa-apa dan tidak berbuat apa-apa untuk negaranya sendiri.
Itu lebih payah..
Demikian refleksi untuk malam ini..

Sabtu, 14 September 2013

Waktu Indonesia Timur

Kemarin tanggal 14 september, semua teman-teman di socmed ramai dengan update mereka tentang sail komodo. Terlebih yang bisa ikut langsung menyaksikan event teresebut di Labuan Bajo, ada kebanggaan tersendiri bisa mengikuti event yang bisa dibilang merupakan langkah awal kebangkitan pariwisata NTT itu.
Agak sedikit iri sebenarnya kemarin melihat semuanya update tentang acara itu, karena aku sendiri tidak bisa datang karena sedang berada di Jogja dan tidak punya uang untuk berangkat kesana.
Tetapi semuanya terobati ketika seorang teman mengirimkan sms, memberitahukan tentang acara anak ISI ( Institut Seni Indonesia) bertemakan seni dan budaya timur yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Timur ISI Yogyakarta.
Judul acaranya adalah Waktu Indonesia Timur. Satu hal yang menurut aku lumayan kreatif adalah waktu dimulainya pagelaran. Dalam pesan singkat yang dikirim temanku, dibilang kalau acara akan dimulai pada jam 7 malam. Karena ingin menonton dari awal, aku berangkat jam 6 sehingga bisa sampai disana jam setengah 7. Jadi, aku msh punya banyak waktu untuk mencari posisi duduk paling pas untuk menonton acara ini.
Namun ditengah perjalanan, ada satu dan lain hal yang membuat aku dan pacarku terlambat sampai satu jam. Akhirnya kami sampai di TBY jam 8, dan untungnya baru saja open gate. Ternyata, acaranya dimulai pukul 19.00 wita, jadi di Jogja pukul 20.00. Cukup mengecoh sebenarnya. Aku tidak begitu memperhatikan judul acara yaitu Waktu Indonesia Timur. Hahaha
acara yang diadakan anak-anak ISI ini benar-benar bisa membalas rasa iri karena tidak bisa menyaksikan event sail komodo. Pagelaran seni dan budaya ini ternyata menggabungkan tiga bidang seni yaitu musik orkestra, teater, dan tari-tarian.
Dalam acara ini, jalan cerita teater semacam membawa penonton kepada acara-acara lain yakni tarian dan musik orkestra. Jadi, teater dalam acara ini bisa dikatakan bertindak semacam pemandu acara.
Pagelaran tadi malam merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan WIT. Dalam rangka merayakan ulang tahun mereka yang pertama.
Dari buku yang aku dapat ketika membeli tiket, dikatakan bahwa tema dari pertunjukan ini adalah "Karena Basodara Katong Semua Satu". Pertunjujan ini secara tidak langsung ingin menyampaikan pesan kepada para penonton bahwa orang timur tidak sejahat penampilan luar mereka yang terlihat seram, galak, dan semacamnya.
Aku sendiri melihat dari acara ini, bahwa Ikatan Keluarga Timur ISI lewat acara ini ingin memperbaiki citra mahasiswa timur yang identik dengan segalanya yang negatif. Dan aku setuju dengan ide mereka ini.
Menurut aku pribadi, dengan menampilkan kesenian-kesenian dari Timur, secara tidak langsung mereka juga menampilkan kepribadian orang timur. Budaya adalah representasi dari kepribadian si pemilik budaya. Tari-tarian dan lagu dari daerah rimur yang ditampiljan juga punya cerita dan maknanya sendiri yang secara tidak langsung tersirat kepribadian masyarakat timur didalamnya.
Mahasiswa timur sebagai pendatang di Jogja cinta damai. Mereka tidak pernah menginginkan konflik atau sejenisnya.
Aku sebagai seorang pendatang dari timur merasa bangga karena aku dari timur. Acara ini menurut aku juga ingin menegaskan tentang rasa persatuan meskipun berbeda suku dan budaya.
Untuk aku pribadi, semangat persatuan adalah salah satu bentuj cinta tanah air dan nasionalisme. Dengan merasakan adanya kesatuan, yaitu satu bangsa Indonesia, kita tidak mungkin bisa terpecah-pecah. Rasa persatuan yang aku maksudkan disini adalah, seperti rasa memiliki semua yang ada di Indonesia. Misalnya, aku adalah orang Indonesia dari daerah Timur. Aku datang dan bersekolah di Jogja. Meskipun aku bukan dari Jogja, tetapi batik, wayang, dan semua kesenian jawa adalah milik aku juga karena aku orang Indonesia, dan Jogjakarta adalah bagian dari Indonesia. Sama halnya dengan semua karya seni entah itu sabang sampai merauke, itu adalah milik kita, karena kita semua bangsa Indonesia. Maka sudah menjadi tugas kita bersama juga untuk teruz menjaga dan melestarikan semuanya yang menjadi milik kita ini. 
Janganlah mengkotak-kotakkan perbedaan. Itu adalah sumber kehancuran. Merasakan menjadi satu dalam perbedaan lebih indah ketimbang sibuk memilah-milah perbedaan. Seperti kata orang timur, "Karena Basodara Katong Semua Satu".