Malam ini aku berhasil membuat sebuah puisi lagi. kali ini mengenai-mungkin, perasaan para pemimpi yang rajin bermimpi tapi malas dan kemudian menjadikan hidup sebagai alibi karena mimpinya yang tidak kesampaian. ini hasil olah rasa random karena sesuatu hal, tapi aku pikir puisi ini hanya sekedar pengingat untuk terus mengejar mimpi-mimpiku. aku juga seorang pemimpi yang ulung, tapi aku bingung apakah aku juga seorang pemalas atau bukan. mungkin puisi ini juga hasil dari ketakutanku akan bagaimana nasib semua mimpi-mimpiku nanti? puisi ini mungkin adalah suaraku apabila mimpi-mimpi ini hanya tinggal mimpi. dan mimpi-mimpiku tidak boleh hanya sekedar mimpi.
Ini Hanya Sampah Tengah Malam,
Ini Hanya Sampah Tengah Malam,
Saat ini waktuku untuk
berangan
Rasaku sudah sering diselimuti kelam
Mimpi-mimpi tak
kesampaian hanya tinggal kenangan
Adakah yang bisa aku
salahkan saat sekarang ketika jam malam hanya habis untukku menciptakan
angan-angan?
Cicak menempel di
dinding, diam, tak bergerak, pun bersuara
Dia sedang menunggu
bergerak memangsa makanan dekat dengannya
Aku berbaring di
tempat tidur, juga diam, tak bergerak,
pun bersuara
Dan hembusan nafas
penyesalan berulang-ulang tak habis-habisnya
Aku malu hidup begini
tak ada apa-apanya
Sang cicak bergerak,
menerkan mangsa, sudah kenyang, dia dapat yang dia inginkan
Aku masih diam,
merenung macam-macam bintang
Semuanya omong kosong,
tapi orang bilang ini hidup bahagia
Aku bilang ini hidup
percuma
Jogjakarta, 02/02/2014