Minggu, 15 September 2013

Random

Ketika kamu tahu ada yang salah, dan hany berani mengeluh, berkomentar, tanpa bwrbuat apa-apa.
You are sucks, apabila sampai saat ini kamu masih berpikir kalau Indonesia itu payah dan gak ada apa-apanya dibanding dengan negara lain.
Karena ketika kamu berpikir seperti itu, yang terjadi sebenarnya adalah, Indonesia hanya terlihat payah karena terlalu banyak orang payah seperti kamu yang tidak malu karena hanya bisa bilang Indonesia payah tanpa tau apa-apa dan tidak berbuat apa-apa untuk negaranya sendiri.
Itu lebih payah..
Demikian refleksi untuk malam ini..

Sabtu, 14 September 2013

Waktu Indonesia Timur

Kemarin tanggal 14 september, semua teman-teman di socmed ramai dengan update mereka tentang sail komodo. Terlebih yang bisa ikut langsung menyaksikan event teresebut di Labuan Bajo, ada kebanggaan tersendiri bisa mengikuti event yang bisa dibilang merupakan langkah awal kebangkitan pariwisata NTT itu.
Agak sedikit iri sebenarnya kemarin melihat semuanya update tentang acara itu, karena aku sendiri tidak bisa datang karena sedang berada di Jogja dan tidak punya uang untuk berangkat kesana.
Tetapi semuanya terobati ketika seorang teman mengirimkan sms, memberitahukan tentang acara anak ISI ( Institut Seni Indonesia) bertemakan seni dan budaya timur yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Timur ISI Yogyakarta.
Judul acaranya adalah Waktu Indonesia Timur. Satu hal yang menurut aku lumayan kreatif adalah waktu dimulainya pagelaran. Dalam pesan singkat yang dikirim temanku, dibilang kalau acara akan dimulai pada jam 7 malam. Karena ingin menonton dari awal, aku berangkat jam 6 sehingga bisa sampai disana jam setengah 7. Jadi, aku msh punya banyak waktu untuk mencari posisi duduk paling pas untuk menonton acara ini.
Namun ditengah perjalanan, ada satu dan lain hal yang membuat aku dan pacarku terlambat sampai satu jam. Akhirnya kami sampai di TBY jam 8, dan untungnya baru saja open gate. Ternyata, acaranya dimulai pukul 19.00 wita, jadi di Jogja pukul 20.00. Cukup mengecoh sebenarnya. Aku tidak begitu memperhatikan judul acara yaitu Waktu Indonesia Timur. Hahaha
acara yang diadakan anak-anak ISI ini benar-benar bisa membalas rasa iri karena tidak bisa menyaksikan event sail komodo. Pagelaran seni dan budaya ini ternyata menggabungkan tiga bidang seni yaitu musik orkestra, teater, dan tari-tarian.
Dalam acara ini, jalan cerita teater semacam membawa penonton kepada acara-acara lain yakni tarian dan musik orkestra. Jadi, teater dalam acara ini bisa dikatakan bertindak semacam pemandu acara.
Pagelaran tadi malam merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan WIT. Dalam rangka merayakan ulang tahun mereka yang pertama.
Dari buku yang aku dapat ketika membeli tiket, dikatakan bahwa tema dari pertunjukan ini adalah "Karena Basodara Katong Semua Satu". Pertunjujan ini secara tidak langsung ingin menyampaikan pesan kepada para penonton bahwa orang timur tidak sejahat penampilan luar mereka yang terlihat seram, galak, dan semacamnya.
Aku sendiri melihat dari acara ini, bahwa Ikatan Keluarga Timur ISI lewat acara ini ingin memperbaiki citra mahasiswa timur yang identik dengan segalanya yang negatif. Dan aku setuju dengan ide mereka ini.
Menurut aku pribadi, dengan menampilkan kesenian-kesenian dari Timur, secara tidak langsung mereka juga menampilkan kepribadian orang timur. Budaya adalah representasi dari kepribadian si pemilik budaya. Tari-tarian dan lagu dari daerah rimur yang ditampiljan juga punya cerita dan maknanya sendiri yang secara tidak langsung tersirat kepribadian masyarakat timur didalamnya.
Mahasiswa timur sebagai pendatang di Jogja cinta damai. Mereka tidak pernah menginginkan konflik atau sejenisnya.
Aku sebagai seorang pendatang dari timur merasa bangga karena aku dari timur. Acara ini menurut aku juga ingin menegaskan tentang rasa persatuan meskipun berbeda suku dan budaya.
Untuk aku pribadi, semangat persatuan adalah salah satu bentuj cinta tanah air dan nasionalisme. Dengan merasakan adanya kesatuan, yaitu satu bangsa Indonesia, kita tidak mungkin bisa terpecah-pecah. Rasa persatuan yang aku maksudkan disini adalah, seperti rasa memiliki semua yang ada di Indonesia. Misalnya, aku adalah orang Indonesia dari daerah Timur. Aku datang dan bersekolah di Jogja. Meskipun aku bukan dari Jogja, tetapi batik, wayang, dan semua kesenian jawa adalah milik aku juga karena aku orang Indonesia, dan Jogjakarta adalah bagian dari Indonesia. Sama halnya dengan semua karya seni entah itu sabang sampai merauke, itu adalah milik kita, karena kita semua bangsa Indonesia. Maka sudah menjadi tugas kita bersama juga untuk teruz menjaga dan melestarikan semuanya yang menjadi milik kita ini. 
Janganlah mengkotak-kotakkan perbedaan. Itu adalah sumber kehancuran. Merasakan menjadi satu dalam perbedaan lebih indah ketimbang sibuk memilah-milah perbedaan. Seperti kata orang timur, "Karena Basodara Katong Semua Satu".